KontanKontan

Begini Tanggapan WIKA Soal Rencana Kebijakan Infrastruktur & Strategi Pemerintah 2025

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menyampaikan tanggapan terkait rencana kebijakan infrastruktur yang dicanangkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya mengakui, industri infrastruktur tengah mengalami masa sulit. WIKAjuga masih menghadapi tantangan yang cukup besar lantaran masih dalam posisi restrukturisasi keuangan.

“Kami pastikan di akhir tahun 2024 ini, progres-progres atas perbaikan kinerja keuangan WIKA sudah membuahkan hasil, walaupun untuk mencapai target yang dijalankan masih perlu waktu lagi,” ujarnya dalam paparan publikWIKA, Kamis (28/11).

WIKA juga masih mengalami tekanan dari sejumlah pos beban, seperti beban umum dan administrasi serta beban dari pendanaan. Melansir laporan keuangan kuartal III 2024, beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 795,27 miliar, serta beban dari pendanaan WIKA tercatat Rp 2,81 triliun.

Untuk mengatasi beban dari pendanaan, Wijaya Karya melakukan restrukturisasi pinjaman. “Di tahun 2024, WIKA juga sudah melakukan pembayaran atas beberapa pinjaman atas surat berharga dengan nilai total sekitar Rp 1,1 triliun–Rp 1,2 triliun,” kata Mahendra.

Untuk mengatasi beban usaha, khususnya beban umum dan administrasi, WIKA melakukan kebijakan minus growth terhadap jumlah pegawai. Lewat kebijakan ini, WIKA tidak mengganti pegawai yang sudah habis masa kerjanya, baik itu habis kontrak maupun pensiun.

“Kami tetap ada perekrutan, tetapi jumlahnya tidak sebesar pegawai-pegawai yang sudah habis masa kontraknya dan sudah pensiun,” paparnya.

Pada tahun 2025, WIKA mengaku siap menjalankan amanat untuk mendukung program pemerintah Prabowo seusai dengan visi Asta Cita. WIKA juga berfokus menggarap proyek pemerintah di bidang ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan sumber daya air.

Terkait program ketahanan pangan dan ketahanan sumber daya air, WIKA telah membangun 48 bendungan alias 19,83% dari total 242 bendungan yang dibangun di Indonesia per hari ini.

Proyek yang digarap WIKA dalam mendukung terwujudnya visi Asta Cita dalam bidang ketahanan air dan pangan adalah Bendungan Tiga Dihaji Paket 4 yang terletak di Sumatra Selatan, serta SPAM Jatiluhur di Jawa Barat.

Proyek Bendungan Tiga Dihaji Paket 4 memiliki nilai kontrak sebesar Rp 596 miliar. Progres pembangunan Bendungan Tiga Dihaji Paket 4 telah mencapai 99,15%.

“Bendungan pertama di Sumatra Selatan ini akan menambah luas irigasi Komering untuk lahan pertanian seluas 25.423 hektar,” paparnya.

Sementara, proyek SPAM Jatiluhur memiliki nilai proyek Rp 1,3 triliun dengan progres proyek per Oktober 2024 sudah mencapai 99,76%. SPAM Jatiluhur merupakan salah satu PSN yang dilaksanakan oleh WIKA Tirta Jaya Jatiluhur Pengolahan Air.

“Proyek ini nantinya akan menyediakan infrastruktur air minum dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 4.750 liter per detik,” katanya.

Selain itu, WIKA juga berperan aktif dalam mendukung program hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Proyek yang digarap perseroan untuk mendukung program hilirisasi dan industrialisasi adalah industrial plant, pembangkit listrik, dan pengolahan air.

Untuk industrial plant, WIKA tengah membangun LPG Refrigerated Tuban, Jawa Timur, yang memiliki nilai kontrak Rp 3,58 triliun. Progres proyek per Oktober 2024 adalah 30,37%.

Menurut Mahendra, Terminal LPG Tuban akan memainkan peran penting dalam memastikan pasokan gas minyak cair untuk wilayah Jawa Timur. Terminal ini akan melayani dan memenuhi 35% kebutuhan LPG nasional, meliputi wilayah seperti Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Kalimantan, dan Sulawesi.

Untuk pembangkit listrik, WIKA tengah menggarap Pembangkit Listrik Tenaga Uap Palu 2x50MW, Sulawesi Tengah. Proyek ini memiliki nilai kontrak Rp 2,21 triliun dengan progres per Oktober sudah mencapai 92,14%.

“WIKA juga telah membangun 14.750,9 MW pembangkit listrik atau 20,8% dari total 152.164MW pembangkit listrik yang dibangun di Indonesia,” ungkapnya.

Mahendra mengungkapkan, Wijaya Karya juga siap untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan program tiga juga rumah.

“Jika WIKA diminta untuk mendorong program tersebut, kami siap,” ungkapnya.

WIKA juga masih menunggu terkait kejelasan kebijakan infrastruktur pemerintah, salah satunya terkait anggaran infrastruktur dan rencana kaji ulang proyek. Meskipun masih menunggu finalisasi dari anggaran infrastruktur, perseroan memastikan semua proyek on going bisa selesai sesuai rencana dan tidak ada yang dihentikan.

“Selain dari proyek infrastruktur, proyek di bidang ketahanan energi, ketahanan sumber daya air, dan ketahanan pangan juga akan jadi fokus kami di tahun 2025. WIKA juga memiliki portofolio pembangunan lima smelter hilirisasi sejak tahun 2013 dengan nilai kontrak di atas Rp 1 triliun,” tuturnya.


Kontanからその他のニュース

その他のニュース